Desa Muncar, Penghasil Kopi Terbaik di Temanggung Telaten Siap Melaju Lebih Tinggi

Kopi adalah jantung Temanggung, sama halnya dengan tembakau, kedua tanaman ini menjadi legenda hidup Temanggung dan komoditas utama para petani Temanggung.

Kopi Temanggung merupakan salah satu produk yang berhasil dikembangkan oleh Belanda pada abad ke-17.

Dengan rata-rata ketinggian dataran berkisar 500 mdpl, Temanggung memang tempat yang cocok untuk mengembangkan tanaman-tanaman dataran tinggi seperti kopi, tembakau, teh maupun sayur-sayuran seperti kentang, wortel, dan lain sebagainya.

Begitu pula Muncar, desa yang terletak di ujung Kabupaten Temanggung ini juga menahbiskan diri sebagai produsen kopi terbaik di Temanggung.

Desa Muncar dengan luas wilayah 984 ha, membawahi 9 dusun yang terbagi lagi menjadi 9 RW dan 40 RT, dengan kondisi geografis berupa perbukitan.

Desa Muncar bukanlah desa yang baru berdiri kemarin sore, konon desa ini sudah berdiri sejak zaman Mataram Kuno.

Awal berdirinya desa ini adalah akibat pertikaian Ki Ageng Ari Anak dan Ki Ageng Kari Nongko, yang berperang menggunakan pasukan elang Jawa dan tikus.

Salah satu makam tertua yang ada di desa ini terdapat di Dusun Muncar Lor.

Temanggung memang pernah menjadi pusat peradaban Mataram Kuno, maka tak mengherankan kalau umur desa ini sudah mencapai ratusan tahun.

Sofi Ahmad, salah satu penggerak Desa Muncar menceritakan bagaimana perjuangan dia dan tim dalam membangun Temanggung, khususnya Desa Muncar.

Sebagai penduduk asli Temanggung, Sofi berkeinginan untuk menyejahterakan daerahnya.

“Salah satu program unggulan desa yang kita kembangkan adalah kopi, pariwisata, ekonomi kreatif, dan perikanan,” kata dia.

Meskipun sudah terkenal sebagai produsen kopi semenjak dahulu, namun kopi Temanggung belum bisa bersaing secara nasional.

Perlahan-lahan Sofi dan timnya mulai meningkatkan kualitas SDM Temanggung, khususnya Desa Muncar.

Varian utama kopi produksi Desa Muncar adalah robusta.

Selain itu, ada pula arabika Muncar adalah kopi single origin premium yang diproduksi hanya sekitar 3 ton per tahun.

Sedangkan robusta masih menjadi andalan Muncar untuk produksi fine coffee.

Sebuah usaha merawat kopi ini sama dengan merawat manusia; perlu ketelatenan dan pemenuhan unsur-unsur yang baik agar menghasilkan kopi dengan cita rasa yang baik juga.

Proses produksi kopi dimulai ketika pemberian pupuk dan penyiraman yang baik, diusahakan menggunakan pupuk organik yang tidak mencemari tanah, karena Temanggung sendiri tanahnya sudah banyak tercemar oleh pupuk kimia-perlakuan ini yang coba diterapkan para petani kopi di Muncar.

Kopi tidak hanya menjadi komoditas, tetapi juga sebagai atraksi wisata.

Untuk mengangkat nilai kopi Desa Muncar, pada 2019 diselenggarakan event Festival Panen Raya Kopi Sang Intan Merah Bumi Phala dan lomba tarung seduh barista tingkat Jateng dan DIY yang berhasil menarik animo masyarakat luas untuk berkunjung ke Desa Muncar dan menikmati langsung keindahan alam Muncar.

Artikel ini selengkapnya bisa dibaca di TelusuRI

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *