VIDA Tech White Paper Ungkap Banyak Kerugian Akibat Deepfake

 

VIDA tech white paper yang diluncurkan oleh VIDA mengungkapkan kurangnya awareness akan ancaman deepfake yang kini cukup mengkhawatirkan. Studi dalam VIDA tech white paper juga menyatakan 58% profesional di Indonesia yang mengetahui tentang deepfake, dan 90% tidak yakin bagaimana cara melawan penipuan deepfake secara efektif. Hal ini mengakibatkan kerugian finansial senilai Rp 14,5 triliun pada 2023 dan 361 juta serangan siber. Lalu, bagaimana bisa banyak orang dengan mudahnya tertipu oleh deepfake?

  1. Realisme yang Tinggi

Salah satu faktor utama yang membuat deepfake begitu menipu adalah tingkat realisme yang tinggi. Algoritma AI yang digunakan dapat meniru ekspresi wajah, gerakan tubuh, dan suara dengan sangat akurat. Hasilnya adalah video yang tampak begitu nyata sehingga sulit dibedakan dari yang asli.

  1. Kemajuan Algoritma AI

Teknologi deepfake menggunakan algoritma pembelajaran mesin yang sangat canggih. Algoritma ini terus belajar dan memperbaiki dirinya sendiri, menghasilkan deepfake yang semakin sulit untuk dideteksi. Dengan kemajuan teknologi yang terus berkembang, kualitas deepfake akan semakin meningkat.

  1. Pengaruh Visual yang Kuat

Manusia secara alami sangat dipengaruhi oleh apa yang mereka lihat. Deepfake memanfaatkan kecenderungan ini dengan menyajikan video yang terlihat sangat nyata. Ketika kita melihat sesuatu yang tampak nyata, kita cenderung mempercayainya, meskipun sebenarnya palsu.

  1. Media Sosial dan Penyebaran Cepat

Deepfake dapat menyebar dengan sangat cepat di media sosial, mencapai jutaan orang dalam waktu singkat. Konten yang viral sering kali diterima sebagai kebenaran tanpa verifikasi lebih lanjut. Kecepatan penyebaran ini membuat banyak orang tertipu sebelum ada klarifikasi.

  1. Kurangnya Kesadaran tentang Deepfake

Banyak orang tidak sadar atau tidak paham tentang teknologi deepfake dan bagaimana cara kerjanya. Kurangnya kesadaran ini membuat mereka lebih rentan terhadap penipuan. Edukasi dan kesadaran publik tentang deepfake masih perlu ditingkatkan untuk mengurangi risiko penipuan. Dengan adanya VIDA white paper, VIDA berkomitmen memajukan literasi media dan kesadaran akan risiko deepfake.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *